airport-technology.com |
Tahun 1982 saya pergi ke Yunani untuk menapak tilas jejak Pheidippides, seorang pelari maraton yang pernah berlari 26 mil lebih dari Marathon ke Athena pada tahun 490 Sebelum Masehi untuk membawa berita kemenangan Yunani atas Persia. Saya termasuk dalam kelompok besar pelari yang sedang berkumpul di airport JFK ketika kami mendapat pengumuman bahwa pesawat kami ditunda keberangkatannya sampai 7 jam ke depan. Tiba-tiba, ruang tunggu keberangkatan itu berubah menjadi sekumpulan besar orang-orang yang menggerutu, mengeluh, dan gelisah. Kami harus memutuskan kegiatan yang akan kami lakukan dalam 7 jam ini.
Di tengah-tengah kekacauan tersebut ada seorang perempuan tua berkebangsaan Yunani, sekitar 80 tahun, berpakaian serba hitam, duduk dan memejamkan mata dengan senyum tipis terlukis di wajahnya seolah-olah sedang bermeditasi. Saya baru memutari terminal Olympic Airlines selama 2 jam dan ketika kembali ke area keberangkatan perempuan tua Yunani itu masih duduk dengan tenang, tetap dalam posisi yang sama.
Kemudian saya mencari taksi untuk pergi ke bioskop terdekat lalu kembali 3 jam kemudian, dan perempuan tua Yunani itu masih dalam posisinya yang damai. Akhirnya setelah menunggu 8 jam dari jadwal semula, kami semua berada di dalam pesawat. Perempuan tua Yunani itu duduk di deretan sebelah saya. Dia tersenyum kepada saya ketika kami duduk dan selama 13 jam penerbangan dia tidak bergerak dari tempatnya. Dia tidak makan, minum, berdiri, nonton film, mengeluh, hanya duduk pada posisi yang sama seperti ketika berada di ruang tunggu keberangkatan, masih dengan ekspresi wajah yang tidak berubah.
Kami tiba di Athena 22 jam setelah kami berkumpul di airport JFK. Pada saat meninggalkan bagian bea cukai, saya melihat perempuan tua Yunani yang berpakaian hitam itu bertemu keluarganya. Dia tertawa, membagi-bagikan hadiah kepada anak-anak kecil yang sudah menunggunya, memeluk setiap orang, dan terlihat begitu bersemangat, begitu berenergi, penuh kegembiraan sementara dia meninggalkan airport.
Hampir 30 tahun berlalu sejak kami bertemu, saya tidak bisa melupakan perempuan tua Yunani itu, meskipun kami hanya bertukar senyum sekilas. Setiap kali saya mengenangnya, saya merasa lebih nyaman, lebih tenang, dan lebih tidak gelisah. Kedamaiannya membuat siapa saja yang melihat dia menjadi relaks. Sampai hari ini, kapan saja saya harus menghadapi penundaan penerbangan, saya selalu mengingat perempuan tua Yunani berpakaian hitam itu dan mengingatkan diri sendiri untuk memasuki ketenangan pikiran.
Pikiran kita adalah aliran energi dan hanya dengan pikiran saja kita bisa mempengaruhi diri kita dan orang lain yang ada di sekitar kita. Perempuan tua Yunani tersebut berhasil menyebarkan energi yang tak terlihat yang bermuatan kebahagiaan bagi kami semua yang berada dalam penerbangan yang sama, tanpa melakukan apa pun hanya duduk dan merenung. Dan jelas, dia memancarkan ketenangannya untuk kami semua.
No comments:
Post a Comment