Thursday, July 28, 2011

RELIGIUSITAS, SPIRITUALITAS, DAN AKU


smsmsisters.org
Dulu aku selalu berusaha menjadi orang yang religius dengan cara rajin ke gereja, berdoa, membaca kitab suci, melakukan perintah-perintah, berbicara tentang agamaku dan sebagainya,  di mana pendorong dan motivasiku adalah takut/segan pada otoritas di atasku (orang tua, guru, pemimpin agama), takut tidak diberkati selama hidup di dunia, takut doaku tidak dikabulkan, takut mendapat kesialan, dan takut masuk neraka kalau mati. Tetapi harus aku akui bahwa aku tidak pernah benar-benar konsisten menjadi religius. Ada masa ketika orang-orang dekatku religius, maka aku juga akan ikut religius. Begitu aku jauh dari mereka maka menjauh juga sifat religiusku walaupun kegiatan-kegiatan itu masih aku lakukan karena sudah menjadi kebiasaan.

Meskipun kurang religius,  aku memiliki ketertarikan yang besar terhadap spiritualitas. Aku senang mempelajari spiritualitas oriental seperti Taoisme dan Zen. Aku merasa dalam spiritualitas pertanyaanku tentang Tuhan, kehidupan, dan manusia terjawab secara lebih memuaskan daripada yang aku dapatkan dalam ajaran agama-agama besar dunia karena aku mendapat kesempatan untuk menelaah jawaban-jawaban itu dan tidak harus menelan mentah-mentah serta menganggapnya suci sehingga tidak bisa dibantah.  Sementara religiusitasku didorong oleh rasa takut, spiritualitasku lebih disebabkan rasa ingin tahu.

Apakah dengan itu aku berniat pindah agama? Tidak sama sekali karena aku tidak mau terjebak kembali dalam motivasi ketakutan itu lagi. Saat ini aku melihat agama dalam kacamata yang lebih bersifat spiritual daripada religius. Lebih berfokus kepada inti ajaran daripada sekedar ritual-ritual dan perintah. Aku ingin mendalaminya dengan kejujuran hati dan bukan kemunafikan,  karena cinta dan bukan ketakutan.