Friday, August 20, 2010

THANK YOU

Thank you for coming again into my life
Although I don't know much about you
But your presence now has changed my days

Since I met you again
I realized that I am a special one
I can always be happy with myself
I can love myself better

I don't know exactly
What you have done for me
But I know for sure
Because of you I understand happiness better

I believe you are an angel
That God sent to me
Thank you for being my friend again

Monday, August 16, 2010

SEBUAH HARTA KARUN DARI MASA LALU

Kemarin malam sebelum tidur, aku teringat pada sebuah buku tulis tebal yang pernah aku miliki. Setelah beberapa menit mencari di dalam karton tempat buku-buku lama aku menemukannya. Buku tulis yang berisi tulisan-tulisan tanganku sendiri. Bukan diary atau jurnal, tapi buku ini adalah tempatku mulai belajar menulis. Ada beberapa cerita pendek yang tidak selesai, ada puisi, dan yang paling banyak adalah kutipan-kutipan yang aku anggap indah dari buku-buku yang aku baca.

Ada sebuah kutipan yang aku salin sekitar bulan Agustus 2006 – 4 tahun yang lalu - dari kumpulan cerita pendek karya Paulo Coelho. Kutipan tidak berjudul yang sepertinya sebuah doa adalah seperti ini :

Tuhan, lindungilah keraguan-keraguan kami, karena KERAGUAN adalah sebuah cara berdoa. Keraguanlah yang membuat kami bertumbuh karena keraguan memaksa kami untuk melihat, tanpa rasa takut, pada banyak jawaban yang ada untuk satu pertanyaan.

Tuhan, lindungilah keputusan-keputusan kami, karena MEMBUAT KEPUTUSAN adalah sebuah cara berdoa. Berikanlah kami semangat, setelah keraguan-keraguan kami, untuk dapat memilih satu jalan di antara jalan yang lain. Semoga YA kami selalu menjadi YA, dan TIDAK kami selalu menjadi TIDAK. Sekali kami telah memilih jalan kami, semoga kami tidak pernah melihat ke belakang dan tidak mengizinkan jiwa kami digerogoti oleh penyesalan.

Tuhan, lindungilah tindakan-tindakan kami, karena TINDAKAN adalah sebuah cara berdoa. Semoga makanan kami sehari-hari adalah hasil terbaik yang kami bawa di dalam diri kami. Semoga kami, melalui kerja dan tindakan, membagi sebagian kecil dari cinta yang kami terima.

Tuhan, lindungilah impian-impian kami, karena BERMIMPI adalah satu cara berdoa. Buatlah kami yakin bahwa berapapun usia kami dan apapun keadaan kami, kami mampu untuk tetap menyalakan dalam hati kami api suci pengharapan dan ketekunan.

Tuhan, berikanlah kami antusiame, karena ANTUSIASME adalah sebuah cara berdoa. Inilah yang mengikat kami pada surga dan bumi, pada pertumbuhan dan anak-anak. Antusiasme memberitahu kami bahwa kerinduan-kerinduan kami adalah penting dan layak untuk kami perjuangkan. Antusiasme-lah yang menyatakan kembali kepada kami bahwa segala sesuatu itu mungkin, sepanjang kami secara total berkomitmen kepada apa yang sedang kami lakukan.

Tuhan, lindungilah kami, karena HIDUP adalah satu-satunya cara yang kami punya untuk memanifestasikan keajaibanMu. Semoga bumi terus-menerus mengubah benih menjadi gandum, semoga kami terus-menerus mengubah gandum menjadi roti. Dan hal ini selalu mungkin hanya jika kami memiliki CINTA, karena itu janganlah tinggalkan kami dalam kesendirian. Berikanlah kami selalu penyertaanMu dan kehadiran laki-laki dan perempuan yang memiliki keraguan, yang bertindak dan bermimpi, yang merasa antusias, dan yang hidup setiap hari di mana hidup ini didedikasikan secara total untuk kemuliaanMu.

Amin.

Kutipan doa ini yang menguatkan aku dalam masa mempersiapkan Toko Buku Xavier empat tahun yang lalu dan ketika aku membacanya kembali kemarin malam kekuatan itu tetap sama besarnya menopang aku untuk terus bekerja. Sebuah harta karun dari masa lalu.

Wednesday, August 11, 2010

BACKPACKERS (2)

Aku terkejut ketika mendongak ke jendela dan melihat 2 sosokbule yang memanggul
tas punggung besar sedang berjalan menuju ke toko buku. "Masih hidup ternyata
mereka," pikirku. Igor dan Sien baru kembali dari Nabire. Dengan semangat Igor
bercerita bahwa setelah turun dari pegunungan Arfak, mereka mendengar suara
sirine kapal yang akan menuju ke Nabire, dan mereka mulai melemparkan mata uang
logam untuk memutuskan akan pergi ke Nabire atau kembali ke Jakarta. Ternyata
takdir membawa Igor dan Sien ke Nabire. Wajah mereka memperlihatkan bahwa mereka
cukup puas dengan perjalanan di Papua ini walaupun baru sekitar Manokwari dan
Nabire.

Secara fisik Igor dan Sien tetap kumal tetapi terlihat bahagia dan bangga pada
apa yang sudah mereka lalui. Sore ini akan ada kapal menuju ke Jakarta dan
karena visa mereka hanya sampai akhir Agustus 2010 maka mereka harus bergegas
meninggalkan Indonesia. Mula-mula aku pikir Igor dan Sien akan naik pesawat dari
Jakarta pulang ke Polandia. Ternyata tidak. Apa yang mereka rencanakan
benar-benar membuatku berseru : "I can't imagine it!"

Nanti setelah tiba di Jakarta Igor dan Sien akan menuju ke Medan lewat jalan
darat. Lalu menyeberang ke Malaysia. Melalui jalan darat lagi akan menuju ke
Thailand, Laos, Vietnam, China, Uzbekistan, Kirgiztan kemudian masuk Eropa
dimulai dengan Yunani sampai akhirnya tiba di Polandia. Melewati sekitar 10
negara melalui jalan darat atau air. Mereka memperkirakan 4 bulan dari sekarang
baru tiba di rumah.

Para backpackers ini benar-benar menikmati setiap perjalananyang mereka lakukan.
Mereka tidak terburu-buru. Sepertinya mereka tidak merindukan rumah. Mereka
meletakkan fokus hanya pada saat ini dan perjalanan ini. Mungkin karena itu
biarpun tampang mereka kumal tetapi wajah mereka cerah. Kegembiraan, kebaikan,
petualangan dan kebanggaan bisa diterima dengan sepenuh-penuhnya. Begitu pula
kesulitan, kejahatan, kelaparan, kedinginan, dan pengalaman tidak menyenangkan
mereka hadapi tanpa mengeluh (kalau mengeluh pasti sudah pulang dari dulu-dulu,
kan?).

Semestinya aku pun bisa menjalankan kehidupanku seperti para backpackers ini.
Tentu saja bukan dalam arti secara fisik aku berkelana meninggalkan rumah tetapi
dalam jiwaku, dalam pikiranku. Dengan cara bagaimana? Dengan tidak memberatkan
pikiran dan hati pada hal-hal materi yang membelenggu. Denganmemfokuskan diri
pada saat ini dan hari ini. Tidak lagi menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan
hari esok. Menikmati setiap detail kejadian yang boleh aku alami yang merupakan
pemberian terbaik dari kehidupan. Sehingga pada akhir hidupku nanti aku bisa
berkata : "My journey is so wonderful !"

Tuesday, August 10, 2010

MANOKWARI PAGI INI

Aku membuka pintu rumah pagi ini dengan hati berdebar. Akan seperti apakah cuaca
hari ini? Masihkah mendung tebal yang kemarin bergantung menutupi bayangan
pegunungan Arfak di kejauhan sana? Udara masih terasa dingin, sisa hujan
seharian kemarin, tetapi mataku menangkap sinar mentari yang cerah. Memancar
dari timur dan tepat menyorot pada pegunungan Arfak di kejauhan sana. Cahaya
yang mampu menampakkan pucuk-pucuk pepohonannya yang lebat di mataku. Hari ini
cerah. Hatiku pun ikut gembira setelah kemarin sendu akibat hujan mengguyur
dengan lebat mulai pagi sampai malam.

Mirip dengan alam, hidupku juga tidak pernah sama. Jika hari ini aku mengalami
mendung tebal dan hujan deras, aku bisa mengharapkan matahari esok. Sementara
pada saat hidupku bermandikan sinar matahari, aku harus bersiap menghadapi hujan
yang akan datang. Mendung dan hujan tidak perlu aku takuti dan hindari. Cerah
dan panas juga tidak harus selalu aku kejar. Mereka akan datang silih berganti
dalam hidupku. Karena merekalah yang membuat alam ini menjadi indah, begitu pula
hidupku.

Monday, August 9, 2010

TERSESAT RASA

Senja itu,
Aku seperti terlena
Tanpa sadar aku memasuki alam mimpi
Ketika menatap sesosok asing memandang ke arahku

Sosok itu begitu indah
Suaranya merdu memanggilku
Tangannya melambai mengajakku
Aku pun bergegas mengejarnya

Bagaikan terbang aku berlari
Memburu bayangan menawan itu
Dia terasa sangat dekat di hatiku
Tetapi tanganku tidak pernah mampu menyentuhnya

Aku melihatnya memasuki lorong gelap
Tiba-tiba aku menyadari dia sudah lenyap
Aku memandang sekeliling
Aku memandang diriku

Di mana dia?
Di mana aku?
Mengapa aku ada di sini?

Sampai sebuah sinar terang menerpaku
Membangunkan kesadaran dalam sukmaku
Bahwa aku berada di alam mimpi
Dan aku telah tersesat dalam rasa

"Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin… dia membiarkan dirinya jatuh
begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya. Kehidupan harus berlanjut.
Ketika kau kehilangan semangat, ingatlah kehidupan ini seperti daun yang
jatuh…. Biarkanlah angin yang menerbangkannya." (Tere-Liye)

Sunday, August 8, 2010

BELAJAR DARI MARISKA LUBIS

Sore itu aku dibuat cukup sibuk oleh 3 karton buku-buku baru yang tiba siang
tadi. Walaupun capek, tetapi aku senang karena membuka ketiga karton tersebut
ibarat sedang membuka peti harta karun yang baru saja aku temukan, entah dari
dalam gua atau dari dasar laut. Seperti biasa, hal pertama yang aku lakukan
adalah menempelkan label harga yang sudah aku persiapkan sebelumnya. Lalu
memisahkan buku-buku yang perlu diberi plastik pembungkus.


Tanganku meraih sebuah buku bersampul tebal yang aku pikir harus aku beri
plastik. Judul yang terbaca adalah "Wahai Pemimpin Bangsa!!! Belajar Dari Seks, Dong!!!". Wow, provokatif sekali judul buku ini, pikirku. Lalu di bagian atas tertulis nama Mariska Lubis, dengan keterangan Blogger Seks Terpopuler di
Indonesia. Hmm……

Aku memang sengaja mendatangkan buku-buku pendidikan seks di toko buku kami
karena aku prihatin dengan kondisi masyarakat Papua yang menurut survei
persentase penderita HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Sudah beberapa judul aku
datangkan. Mayoritas ditulis oleh seksolog pria. Cukup laku walaupun tidak
selaris majalah-majalah bergambar sensual yang banyak dijual di kios-kios
majalah pinggir jalan. Seorang penjual majalah pernah bercerita bahwa majalah
bergambar wanita setengah atau seluruhnya telanjang itulah yang banyak dicari.
Ck…ck…ck……

Aku pun memutuskan untuk mengetahui isi buku Mariska Lubis ini sebelum buku ini
aku bungkus. Dari artikel pertama yang aku baca – berjudul : Seks Memang
Menarik, Ya – aku langsung jatuh cinta pada gaya menulis Mariska Lubis. Ringan
dan menghibur. Padat informasi dan mendalam. Buku ini berisi 40 tulisan Mariska
di Kompasiana yang sebenarnya berjumlah lebih dari 100 tulisan. Menurut ML
(namanya sering disingkat begitu) seks itu menarik karena seks dapat
menjungkirbalikkan dunia. Selain masalah moneter tentunya. Penyebaran virus
HIV/AIDS yang sudah mencapai seluruh dunia adalah salah satu buktinya. Ini
terjadi di Papua. Aku tidak tahu pasti data persisnya, tetapi aku pernah
mendengar ketika diadakan kontes Waria Cantik, dari sekitar 100 orang waria yang
mendaftar, hanya ada 11 orang yang dinyatakan bebas HIV. Aku sadar semua ini
bisa terjadi karena kecerdasan seksual orang Papua yang masih rendah. Kecerdasan
seksual hanya bisa ditingkatkan dengan informasi yang mendidik.

Lalu bagaimana dengan diriku sendiri? Apakah buku ML ini ada faedahnya untukku?
Banyak……!!!!!! Tulisan-tulisan ML berbeda dengan buku-buku seksologi yang pernah
aku baca. Menurut ML, seks itu bukan sekedar urusan fisik dan psikologis saja
tetapi juga sosial, budaya, politik, dan spiritual. Bahkan ML mengatakan dalam
salah satu artikelnya, dia menemukan Tuhan melalui seks. Bagi ML, seks itu
anugerah yang indah dari Tuhan untuk manusia tetapi manusia tidak lagi bisa
melihatnya sebagai anugerah karena manusia memperlakukan seks dengan tidak
sehat, fisik-psikologis-sosial-budaya-politik-spiritual. ML merasa terpanggil
untuk mengingatkan kembali tentang anugerah indah ini. Definisi ML tentang seks
yang sehat secara spiritual adalah : sebagai curahan atas "jiwa yang positif" yang bisa memberikan dan mengalirkan "energi positif" ke seluruh alam jagat raya ini, yang kemudian bisa menciptakan ketenangan, ketentraman, dan kedamaian setiap insan, baik secara individu maupun kelompok, serta bagi seluruh makhluk dan ciptaan Tuhan di seluruh alam semesta. Indah, bukan?

Bagaimana mendapatkan seks yang sehat? ML sangat menyarankan untuk melakukan
dengan sehat, dengan pasangan resmi kita karena "energi positif" itu tidak akan bisa terbentuk jika seks tidak dilakukan dengan sehat. Maka tidak mengherankan, pasangan yang memiliki hubungan harmonis akan memancarkan energi positif bagi sekitarnya.


Wah, aku juga mau bisa memancarkan energi positif bagi seluruh alam semesta! :D

Tuesday, August 3, 2010

LELAH

Yang aku lihat adalah sesosok wajah lelah dengan rambut berantakan dan kulit berminyak.

Mata redup, hanya sedikit cahaya.

Sebingkai kacamata adalah beban tambahan bagi wajah yang sudah lelah itu.

Itulah aku.

Aku lelah.

Ingin tidur tapi tidak yakin apakah tidur bisa membunuh lelahku.

Ingin pergi tapi tidak tahu mau ke mana dan apakah kelelahanku bisa mendapat labuhannya di tempat yang jauh.

Aku putuskan untuk tetap di sini.

Merasakan lelah ini dan beradu kuat dengannya.

Entah siapa yang akan pergi terlebih dahulu.

Keyakinanku adalah lelah ini juga tidak abadi.