Monday, August 9, 2010

TERSESAT RASA

Senja itu,
Aku seperti terlena
Tanpa sadar aku memasuki alam mimpi
Ketika menatap sesosok asing memandang ke arahku

Sosok itu begitu indah
Suaranya merdu memanggilku
Tangannya melambai mengajakku
Aku pun bergegas mengejarnya

Bagaikan terbang aku berlari
Memburu bayangan menawan itu
Dia terasa sangat dekat di hatiku
Tetapi tanganku tidak pernah mampu menyentuhnya

Aku melihatnya memasuki lorong gelap
Tiba-tiba aku menyadari dia sudah lenyap
Aku memandang sekeliling
Aku memandang diriku

Di mana dia?
Di mana aku?
Mengapa aku ada di sini?

Sampai sebuah sinar terang menerpaku
Membangunkan kesadaran dalam sukmaku
Bahwa aku berada di alam mimpi
Dan aku telah tersesat dalam rasa

"Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin… dia membiarkan dirinya jatuh
begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya. Kehidupan harus berlanjut.
Ketika kau kehilangan semangat, ingatlah kehidupan ini seperti daun yang
jatuh…. Biarkanlah angin yang menerbangkannya." (Tere-Liye)

2 comments:

Dapur Kampung said...

gimana caranya nulis puisi begini apik & menghanyutkan ??
Rasanya aku jauh dari bakat ini
Apik Wi
aku jd terbawa :)

Dewi said...

Makasih sudah membacanya...... Yang pertama jujur, peka, dan banyak berlatih....... Dulu waktu SMP aku punya 1 buku, bikin bareng Yanti...hehehehe.... Tapi bukan puisi cinta.