Sunday, August 8, 2010

BELAJAR DARI MARISKA LUBIS

Sore itu aku dibuat cukup sibuk oleh 3 karton buku-buku baru yang tiba siang
tadi. Walaupun capek, tetapi aku senang karena membuka ketiga karton tersebut
ibarat sedang membuka peti harta karun yang baru saja aku temukan, entah dari
dalam gua atau dari dasar laut. Seperti biasa, hal pertama yang aku lakukan
adalah menempelkan label harga yang sudah aku persiapkan sebelumnya. Lalu
memisahkan buku-buku yang perlu diberi plastik pembungkus.


Tanganku meraih sebuah buku bersampul tebal yang aku pikir harus aku beri
plastik. Judul yang terbaca adalah "Wahai Pemimpin Bangsa!!! Belajar Dari Seks, Dong!!!". Wow, provokatif sekali judul buku ini, pikirku. Lalu di bagian atas tertulis nama Mariska Lubis, dengan keterangan Blogger Seks Terpopuler di
Indonesia. Hmm……

Aku memang sengaja mendatangkan buku-buku pendidikan seks di toko buku kami
karena aku prihatin dengan kondisi masyarakat Papua yang menurut survei
persentase penderita HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Sudah beberapa judul aku
datangkan. Mayoritas ditulis oleh seksolog pria. Cukup laku walaupun tidak
selaris majalah-majalah bergambar sensual yang banyak dijual di kios-kios
majalah pinggir jalan. Seorang penjual majalah pernah bercerita bahwa majalah
bergambar wanita setengah atau seluruhnya telanjang itulah yang banyak dicari.
Ck…ck…ck……

Aku pun memutuskan untuk mengetahui isi buku Mariska Lubis ini sebelum buku ini
aku bungkus. Dari artikel pertama yang aku baca – berjudul : Seks Memang
Menarik, Ya – aku langsung jatuh cinta pada gaya menulis Mariska Lubis. Ringan
dan menghibur. Padat informasi dan mendalam. Buku ini berisi 40 tulisan Mariska
di Kompasiana yang sebenarnya berjumlah lebih dari 100 tulisan. Menurut ML
(namanya sering disingkat begitu) seks itu menarik karena seks dapat
menjungkirbalikkan dunia. Selain masalah moneter tentunya. Penyebaran virus
HIV/AIDS yang sudah mencapai seluruh dunia adalah salah satu buktinya. Ini
terjadi di Papua. Aku tidak tahu pasti data persisnya, tetapi aku pernah
mendengar ketika diadakan kontes Waria Cantik, dari sekitar 100 orang waria yang
mendaftar, hanya ada 11 orang yang dinyatakan bebas HIV. Aku sadar semua ini
bisa terjadi karena kecerdasan seksual orang Papua yang masih rendah. Kecerdasan
seksual hanya bisa ditingkatkan dengan informasi yang mendidik.

Lalu bagaimana dengan diriku sendiri? Apakah buku ML ini ada faedahnya untukku?
Banyak……!!!!!! Tulisan-tulisan ML berbeda dengan buku-buku seksologi yang pernah
aku baca. Menurut ML, seks itu bukan sekedar urusan fisik dan psikologis saja
tetapi juga sosial, budaya, politik, dan spiritual. Bahkan ML mengatakan dalam
salah satu artikelnya, dia menemukan Tuhan melalui seks. Bagi ML, seks itu
anugerah yang indah dari Tuhan untuk manusia tetapi manusia tidak lagi bisa
melihatnya sebagai anugerah karena manusia memperlakukan seks dengan tidak
sehat, fisik-psikologis-sosial-budaya-politik-spiritual. ML merasa terpanggil
untuk mengingatkan kembali tentang anugerah indah ini. Definisi ML tentang seks
yang sehat secara spiritual adalah : sebagai curahan atas "jiwa yang positif" yang bisa memberikan dan mengalirkan "energi positif" ke seluruh alam jagat raya ini, yang kemudian bisa menciptakan ketenangan, ketentraman, dan kedamaian setiap insan, baik secara individu maupun kelompok, serta bagi seluruh makhluk dan ciptaan Tuhan di seluruh alam semesta. Indah, bukan?

Bagaimana mendapatkan seks yang sehat? ML sangat menyarankan untuk melakukan
dengan sehat, dengan pasangan resmi kita karena "energi positif" itu tidak akan bisa terbentuk jika seks tidak dilakukan dengan sehat. Maka tidak mengherankan, pasangan yang memiliki hubungan harmonis akan memancarkan energi positif bagi sekitarnya.


Wah, aku juga mau bisa memancarkan energi positif bagi seluruh alam semesta! :D

3 comments:

Dapur Kampung said...

ulasannya keren,sekeren buku yg diulas tentunya.
Tq

Farid Ma'ruf said...

Wah kalo istrinya banyak jadi lebih banyak dong energinya hehehe...

Dewi said...

Farid.... menurut Mariska, punya istri banyak itu bukan tergolong seks yang sehat..... karena pasti dilakukan tanpa cinta tapi nafsu....dan diantara istri2 itu pasti ada yg sakit hati. Sehingga dalam melakukan pun tidak ikhlas.... hanya demi memuaskan suami supaya tidak di'tendang'.....hehehhe.... Makasih ya sudah berkunjuung.