Tuesday, July 29, 2008

"I hate Monday"

 

“I hate Monday”, sepertinya virus ini sudah merasuki semua orang, khususnya para pegawai dan karyawan, juga sebagian siswa dan mahasiswa. Setiap hari Senin pagi saya melihat banyak orang berbondong-bondong menuju tempat kerja dan sekolah dengan pakaian seragam yang bersih, tetapi wajah-wajah mereka terlihat kosong. Seperti tidak ada api semangat yang menyala. Apakah karena liburan mereka tidak cukup? Saya tidak tahu dengan pasti. Lalu muncullah pertanyaan-pertanyaan dalam pikiranku: “Apakah mereka tidak rindu pada pekerjaan mereka? Tidak rindu pada tempat kerja mereka? Tidak rindu pada teman-teman kerja, atasan, bawahan, dan pelanggan mereka?” Jika jawabannya ternyata: “Tidak”, mengapa bisa terjadi begitu?

 

Untuk menjawab pertanyaanku sendiri ini saya berusaha menilik lebih dalam lagi sampai ke dasar hati di mana terletak semua kunci jawaban untuk persoalan-persoalan yang terjadi setiap hari. Pikiran saya melayang meninggalkan wajah-wajah kosong itu lalu mendarat di wajah seorang Thomas Alva Edison. Saya membayangkan apakah Pak Edison pernah kemasukan virus “I hate Monday”? Mungkin kalau beliau juga mengidap virus tersebut pasti dunia masih gelap gulita karena bola lampu tidak berhasil diciptakan. Karena percobaan yang Pak Edison lakukan untuk sampai menciptakan bola lampu banyaknya ada ribuan kali. Untuk itu beliau sering tertidur di laboratoriumnya bahkan sampai lupa makan, mandi, bersosialisasi bahkan berekreasi. Senin, selasa, rabu atau akhir pekan tidak ada bedanya karena Pak Edison sangat suka dan menikmati apa yang sedang dikerjakannya. Bahkan boleh dibilang jatuh cinta setengah mati.

 

Akhirnya saya menyimpulkan begini, jika saya mencintai pekerjaan saya, profesi saya maka saya tidak akan pernah berkata “I hate Monday”. Jika saya mengenali pekerjaan saya sebagai panggilan jiwa dan bukan sekedar panggilan perut apalagi panggilan gengsi maka saya akan bisa berkata dengan lantang “Thanks God, it’s Monday.”  Bagaimana jika saya tidak bisa mencintai pekerjaan atau profesi saya? Tinggalkan saja dan carilah cinta sejati itu.

 

No comments: