Sunday, August 23, 2009

Sahabatku, Oaseku (1)

Anita, Retno, dan Irene. Tiga orang wanita unik dengan karakter berbeda, berlatarbelakang berbeda dan berada di kota berbeda. Kesamaan mereka cuma satu yaitu suka membaca buku walaupun jenis bukunya berbeda.  Tetapi mengobrol dengan mereka adalah oase bagiku karena aku menemukan bagian diriku dalam diri mereka.

 

Anita adalah teman sekolahku di SMP. Pertama kali mengenalnya ketika kami satu kelas di kelas 1. Pembawaannya yang ceria dan heboh kala itu membuatku tidak tertarik untuk dekat dengannya. Diriku yang serius dan cenderung pendiam merasa tidak nyaman berada dekat seseorang seheboh Anita. Rupanya takdir berkata lain. Kelas 2 SMP kami sekelas lagi. Suatu hari aku dan Anita sedang menunggu angkot sepulang sekolah. Entah mengapa angkotnya lama sekali tidak datang. Lalu ada seorang tukang becak yang menawarkan jasanya kepadaku. Aku ragu-ragu. Di samping uangku tidak cukup untuk membayar, aku juga agak ngeri naik becak sendirian. Takut dibawa kabur sama tukang becaknya. Tiba-tiba Anita mengusulkan kami untuk naik becak berdua karena rumah kami searah. Aku pun setuju karena sudah lelah menunggu angkot. Dalam perjalanan yang hanya sekitar 15 menit itu aku mendapati Anita adalah seorang teman yang menyenangkan. Anaknya lucu. Sepanjang perjalanan aku dibuatnya tersenyum sampai tertawa ngakak. Itulah awalnya. Semenjak itu kami sering pulang bersama naik becak.

 

Ketika itu kami berdua sama-sama suka membaca novel detektif. Mulai dari Lima Sekawan, SPOT, Trio Detektif sampai karya-karya Agatha Christie. Aneh, diriku yang serius dan pendiam ini akhirnya bisa juga membalas lelucon-lelucon Anita. Ternyata sisi diriku yang humoris dan santai tergali ketika aku bersama Anita. Sayangnya, tamat SMP Anita harus pindah ke Jakarta. Sebelum pergi Anita sempat membuat sebuah novelette cerita detektif yang tokoh detektifnya adalah diriku. Membaca karyanya itu membuatku tertawa sampai menangis meskipun  jengkel karena dalam cerita itu aku menjadi sang detektif yang cerdik tapi  gendut karena suka makan, padahal ketika itu aku benci dibilang gendut. Persahabatan kami dilanjutkan melalui surat. Aku sangat menantikan surat-suratnya kala itu karena Anita selalu mempunyai cerita lucu tentang sekolah dan teman-teman barunya. Tetapi lama-kelamaan surat-suratnya semakin jarang dan kami pun tidak pernah berkomunikasi lagi. Aku tenggelam dalam kegiatan sekolah dan kembali menjadi seorang Dewi yang serius dan pendiam.

 

Tahun ini aku ditemukan kembali oleh Anita melalui facebook. Anita sudah menikah dan punya seorang jagoan kecil yang ganteng. Anita masih seperti yang dulu. Lucu dan heboh. Komunikasi kami kembali terjalin melalui telepon (pada jam-jam murah), sms, e-mail, dan facebook. Aku kembali menemukan oaseku. Sisi diriku yang humoris dan santai seolah hidup lagi setelah sekian tahun mati suri. Suatu hari aku ber-sms ria dengan Anita dan membahas tentang mendidik anak. Aku menulis teori-teori psikologi yang pernah aku baca. Anita membalas dengan kata-kata,”Aku mumet, Wi. Gak biasa mikir yang rumit-rumit begitu.” Jawabannya itu membuatku penasaran. Aku ini seorang yang suka berpikir rumit kok bisa dekat dengan Anita? Anita hanya menjawab,”Aku juga tidak tahu, tapi yang pasti aku nyaman dekat kamu.”  Suatu hari aku merasa sedih karena baru saja mendapat sms yang berisi pelecehan seksual dari seseorang. Aku merasa direndahkan. Aku marah sekali. Tiba-tiba Anita mengirimkan sebuah cerita lucu berjudul Sosis Man yang isinya membuatku tidak lagi merasa menjadi korban. Saat ini kami suka membahas novel-novel karya Kahlil Gibran, Paulo Coelho, Dee dan lain-lain selain saling menyemangati untuk menulis di blog masing-masing. Blog milik Anita yang baru launching minggu lalu diberinya nama : aliranrasa-natya.blogspot.com. Nama unik yang memberiku alasan untuk menggodanya.

 

Itulah Anita yang selalu ceria walau hidupnya tidak selalu mudah. Anita yang sering dibuat pusing kalau anaknya pulang membawa banyak PR dan ulangan tetapi kreatif dan sabar mengajari buah hatinya. Anita yang menjadikan menulis sebagai terapi bagi jiwanya. Anita, salah satu orang yang aku kagumi, sahabatku, oaseku.

 



3 comments:

Anonymous said...

abseeen Bu Wi ...

anita said...

absen lagi ...
yg tempo hari pas gaptek,
ga bisa ninggalin jejak nama.
selain itu ga pede,
karena namanya sama ma tokoh di tulisan ini :)

anita said...

yg punya blog ni mana ya???
koq ga balesin surat2 penggemar
yuhuuu, punteeen!