Sunday, December 20, 2009

Sebuah Cerita dari Misa Pagi


Sosok Romo bertubuh mungil itu tidak familiar bagiku. Ternyata hari ini memang pertama kalinya Ia memimpin misa di paroki St Agustinus Manokwari. Selesai lagu pembukaan, pada saat Ia mengucapkan tanda salib, aku baru mengetahui bahwa di balik postur mungilnya itu terdapat suara yang empuk dan berwibawa. Begitu pula ketika menyanyikan bait pengantar Injil, suara merdunya menggema memenuhi sudut-sudut gedung gereja. Semangat yang terpancar dari suaranya membuat suasana misa pagi hari ini terasa berbeda. Aku tidak menguap satu kali pun, biasanya aku menguap beberapa kali karena baru bangun setengah jam sebelumnya, tidak sempat mandi hanya mencuci muka dan menyikat gigi saja.

Pada saat berkhotbah Romo Fransiskus Hartanto – nama pastur itu – menceritakan pengalaman pribadi yang lucu. Ketika masih SMP, Romo Har pernah berdoa novena dengan perantaraan Bunda Maria untuk meminta badannya bertambah tinggi. Bukan cuma 9 hari tetapi, 3 x 9 hari, artinya 3 kali sehari selama 9 hari (benar-benar mirip minum obat). Teman-temannya suka mengejek dengan kata-kata : “Har, kamu ini sudah pendek, gemuk, keriting, ingusan, tukang kentut……. Hidup lagi!” Ejekan ini membuatnya minder. Setelah 9 hari berdoa ukuran tubuhnya tidak bertambah, tetapi secara ajaib kepercayaan dirinya yang semakin kuat sehingga dia bisa menerima bentuk tubuhnya dengan bersyukur dan tidak lagi merasa rendah diri.

Cerita pengalaman Romo Har sangat menyentuh hatiku. Aku pun sering mengalami hal itu. Prosesnya berulang seperti ini : aku merasa ada yang kurang dengan diriku atau hidupku; aku berdoa minta Tuhan memberikan atau memperbaiki apa yang kurang itu; sering terjadi permintaanku tidak diberikan tetapi cara pandangku terhadap sesuatu yang aku anggap masalah atau kekurangan tersebut mulai berubah dan aku tidak lagi melihatnya sebagai gangguan yang harus dihilangkan tetapi sebagai ujian yang harus aku jawab, dan untuk itu aku harus banyak belajar agar mampu menguasainya. Akhirnya yang sering kali harus berubah adalah diriku sendiri, bukan orang lain atau keadaan di luar aku.

Itulah gunanya aku berdoa. Bukan semata-mata untuk mendapatkan apa yang aku inginkan tetapi untuk mengubah pemikiran, cara pandang, dan persepsi yang masih belum pas dalam diriku sendiri. Segala sesuatu yang terjadi pada diriku adalah berharga untuk aku syukuri karena tanpa hal-hal itu aku tidak pernah menjadi orang yang lebih baik daripada aku sebelumnya.

God, grant me a serenity,

to accept the things I cannot change

and to change the things I can

and the wisdom to know the difference

1 comment:

anita said...

abseeeeeeeeeeen ...
hape-ku simatupang mode ON
(siang malam tunggu panggilan)
a.k.a gag ada pulsa, hikz ...
ni inet juga baru bayar, baru bs kluar ...

tulisannya K.E.R.E eh ... K.E.R.E.N ... yg kere aku, dink ... ahahahahaha